Lompat ke isi utama

Berita

Bawaslu Jember Gelar Sosialisasi Pengawasan Partisipatif di Desa Kramat Sukoharjo, Diselingi Aksi Kemanusiaan

humas jember

Jember, 13 Agustus 2025 – Bawaslu Kabupaten Jember menggelar kegiatan sosialisasi pengawasan partisipatif di Desa Kramat Sukoharjo, Kecamatan Tanggul, pada Kamis (14/8). Acara yang berlangsung mulai pukul 10.00 hingga 11.00 WIB ini diikuti oleh para ibu penggerak PKK desa setempat dengan suasana hangat dan penuh antusiasme.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber Ibu Ummul, Koordinator Divisi Hukum dan Penyelesaian Sengketa Bawaslu Kabupaten Jember. Menariknya, di kalangan warga, beliau lebih dikenal dengan panggilan “Ustazah” karena latar belakangnya sebagai penyuluh agama di Kecamatan Tanggul sebelum bergabung dengan Bawaslu. Panggilan tersebut menciptakan kedekatan emosional tersendiri, membuat penyampaian materi terasa akrab sekaligus membumi.

Dalam paparan inti, Ibu Ummul menekankan pentingnya membangun keluarga yang demokratis melalui pola parenting yang sehat. Menurutnya, keluarga merupakan ruang pertama dan utama untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi. “Kalau keluarga sudah demokratis, maka akan lahir masyarakat yang terbuka, sadar partisipasi politik, dan mampu menjadi pengawas dalam setiap pemilihan,” ujarnya di hadapan peserta.

Peserta yang hadir tampak aktif menyimak dan terlibat dalam diskusi. Banyak di antara mereka yang kemudian menyampaikan pengalaman sehari-hari dalam mendidik anak dan mengelola rumah tangga, yang ternyata punya kaitan erat dengan nilai-nilai demokratis seperti keterbukaan, musyawarah, dan tanggung jawab bersama.

Namun, di balik jalannya acara yang khidmat dan penuh keakraban, terjadi momen tak terduga. Di tengah kegiatan, seorang warga mengalami kondisi darurat karena hendak melahirkan dan membutuhkan pertolongan segera. Bidan desa yang hadir di lokasi kemudian meminta bantuan untuk mengantar ke puskesmas. Dengan sigap, mobil pribadi milik Ibu Ummul dipinjam dan digunakan untuk mengantar sang ibu, ditemani langsung oleh bidan desa.

Situasi mendadak ini sempat membuat acara terhenti sejenak, namun justru menambah kesan kemanusiaan yang kuat dalam kegiatan tersebut. Banyak peserta yang terharu melihat bagaimana sosialisasi pengawasan partisipatif ini tidak hanya menghadirkan edukasi demokrasi, tetapi juga menjadi ruang kebersamaan dan solidaritas di tengah masyarakat.

Kegiatan ini ditutup dengan rasa syukur atas kelancaran acara sekaligus harapan bahwa nilai-nilai demokratis yang ditanamkan melalui keluarga dapat terus dijaga dan ditumbuhkan, sebagaimana semangat gotong royong yang tercermin dalam aksi spontan membantu warga yang membutuhkan.