Lompat ke isi utama

Berita

E-Voting Pemilu diperdebatkan dalam Arisan Film Pendek Series 3

Humas Jember

Jember - Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) Kabupaten Jombang menunjukkan dukungannya terhadap penerapan sistem e-voting (pemungutan suara elektronik) dalam pemilu di Indonesia.  

Sebaliknya, Bawaslu Kabupaten Trenggalek justru menegaskan penolakannya. Mereka menyebut adanya potensi masalah teknis dan kerawanan terhadap penyalahgunaan data. 

Dua pendapat ini disampaikan dalam kegiatan Arisan Film Pendek Series 3 yang dibuka secara hibrid, Kamis (11/09/2025). Acara ini diikuti 38 Bawaslu kabupaten dan kota di Jawa Timur yang diselenggarakan Bawaslu Provinsi Divisi Sumber Daya Manusia dan Organisasi.

Bawaslu Kabupaten Jombang menyatakan bahwa e-voting dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam proses pemilu. "E-voting merupakan langkah maju dalam penyelenggaraan pemilu yang lebih transparan, cepat, dan akurat. Dengan sistem ini, kami yakin angka partisipasi pemilih akan meningkat karena lebih praktis dan mudah diakses," kata Staf Bawaslu Jombang, Neny Syifa.

Menurutnya, Jombang telah siap dengan infrastruktur digital yang mumpuni untuk mendukung e-voting. Keuntungan lainnya adalah pengurangan potensi kecurangan yang dapat terjadi dalam sistem pemungutan suara manual. Selain itu, e-voting juga mempermudah pengawasan, karena data pemilu dapat langsung diakses oleh pihak berwenang.

Sementara Bawaslu Kabupaten Tulungagung menolak penerapan e-voting. Anggota Bawaslu Tulungagung Suyitno Arman mendukung kemajuan teknologi. Namun mereka khawatir, e-voting bisa menambah kerawanan dalam pelaksanaan pemilu.

"Di Tulungagung, masih ada banyak daerah dengan infrastruktur internet yang kurang memadai, serta ketidaksetaraan akses teknologi di kalangan pemilih. Kami khawatir ini akan mempengaruhi keadilan pemilu, karena tidak semua warga bisa menggunakan e-voting dengan lancar," ujarnya.

Selain itu, Arman juga menyoroti masalah keamanan data. "Kita tahu bahwa dunia maya penuh dengan potensi ancaman Siber. Kita tidak bisa memastikan sepenuhnya bahwa data pemilih akan aman dan tidak jatuh ke tangan yang salah," tambahnya.

Perdebatan mengenai e-voting mencuat pasca beberapa pemilu di negara-negara maju yang sukses mengimplementasikan sistem ini. Meski begitu, di Indonesia, terutama di daerah-daerah yang masih menghadapi masalah Infrastruktur, penerapan e-voting menjadi isu yang cukup kontroversial.

Pemerintah pusat melalui KPU (Komisi Pemilihan Umum) sendiri belum mengambil keputusan final mengenai penggunaan e-voting pada pemilu mendatang. Namun, rencana pengujian sistem digital ini terus dibahas di berbagai forum, termasuk dalam rapat-rapat dengan Bawaslu di seluruh Indonesia.

Meski terdapat perbedaan pandangan, baik Bawaslu Kabupaten Jombang maupun Bawaslu Kabupaten Tulungagung sepakat bahwa tujuan utama dari pemilu adalah memastikan Keadilan dan Integritas dalam Pemilihan Umum. Diskusi lebih lanjut mengenai sistem pemungutan suara digital diharapkan dapat mengakomodasi berbagai kekhawatiran dan memaksimalkan potensi teknologi untuk masa depan pemilu Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, masih perlu dilakukan kajian mendalam serta uji coba sistem ini di berbagai wilayah untuk memastikan bahwa e-voting bisa berjalan dengan aman, efisien, dan inklusif.

Yoyok Adi Pranata, anggota Bawaslu Jember, yang turut mengikuti kegiatan ini secara daring, menyebut, tidak menutup kemungkinan Bawaslu harus mengikuti perkembangan teknologi agar tidak tertinggal.

“Arisan Film Pendek Series 3 yang bertema E-Voting ini membuka ruang emosi dan logika kita secara bersama-sama untuk penerapan pemilu dimasa akan datang. Meskipun masih banyak kendala maupun efektifitasnya,” ujar Yoyok.

Lewat Arisan Film Pendek, Bawaslu Jatim tak hanya menghadirkan tontonan, tetapi juga tuntunan. Di tengah dinamika pemilu yang kian kompleks, barangkali memang inilah saatnya pengawasan dirumuskan ulang menjadi lebih peka, lebih tajam, dan lebih efektif.

Penulis    :   Rodik

Editor      :   Humas Jember