Penyerahan Buku : Dari Jember Untuk Indonesia kepada Bawaslu RI Pemilihan Serentak 2024
|
Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Jember menyerahkan Buku dengan tema Dari Jember Untuk Indonesia kepada Anggota Bawaslu Republik Indonesia Totok Hariyono di Kantor Bawaslu Kabupaten Jember, Kehadirannya disambut Personel lengkap Ketua, Anggota serta Sekretariat Bawaslu Kabupaten Jember Rabu, (28/05/2025).
Media massa memainkan peran besar dalam membentuk opini publik tentang kinerja Bawaslu dalam pengawasan pemilu dan pilkada. Teori komunikasi politik, seperti yang dikemukakan oleh McNair (2021) dalam An Introduction to Political Communication, mengungkapkan bahwa media tidak hanya berfungsi sebagai saluran informasi, tetapi juga sebagai kekuatan yang membentuk persepsi publik tentang kinerja lembaga-lembaga negara. Dalam konteks ini, pemberitaan yang akurat dan objektif mengenai proses pemilu dan pengawasan oleh Bawaslu sangat penting untuk menciptakan transparansi dan akuntabilitas dalam pemilu. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, tantangan besar muncul dalam bentuk informasi palsu atau hoaks yang beredar di media sosial. Pemberitaan yang tidak berimbang atau tidak valid dapat mengganggu proses demokrasi dan merusak integritas pemilu. Oleh karena itu, peran Bawaslu dalam melakukan monitoring terhadap pemberitaan media dan mencegah penyebaran informasi yang salah atau menyesatkan sangat penting dalam menjaga kepercayaan publik terhadap proses pemilu.
Sebagai lembaga pengawas pemilu, Bawaslu juga perlu mendengarkan suara dari bawah, yang mencerminkan pengalaman petugas pengawas di tingkat kecamatan. Dalam hal ini, buku ini memberikan gambaran penting mengenai dinamika pengawasan pemilu di tingkat masyarakat bawah. Giddens (2020) dalam Sociology menekankan pentingnya pemahaman terhadap struktur sosial dan interaksi sosial yang terjadi di masyarakat. Dalam konteks pengawasan pemilu, suara dari bawah memberikan informasi mengenai tantangan yang dihadapi oleh petugas pengawas di lapangan, yang sering kali tidak terjangkau oleh pengawasan dari tingkat atas. Rekrutmen dan seleksi petugas pengawas pemilu di tingkat kecamatan sangat menentukan efektivitas pengawasan. Oleh karena itu, penting bagi Bawaslu untuk memastikan bahwa petugas yang dipilih memiliki kompetensi yang memadai dan integritas yang tinggi. Dalam perspektif sosiologi, ini berkaitan dengan bagaimana interaksi antara pengawas dan masyarakat dapat membentuk budaya pengawasan yang lebih transparan dan efektif.
Membaca buku ini memberikan kita gambaran yang lebih jelas tentang perjalanan panjang pemilu dan pilkada di Jember. Meskipun banyak pencapaian yang telah diraih, tantangan untuk memperkuat demokrasi masih sangat besar. Pengawasan pemilu yang efektif menjadi kunci utama dalam menjaga integritas proses demokrasi. Bawaslu, sebagai lembaga pengawas, memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan bahwa pemilu dan pilkada tidak hanya berjalan sesuai dengan hukum, tetapi juga dengan semangat untuk menjaga keadilan dan transparansi. Penguatan lembaga pengawas seperti Bawaslu tidak hanya terbatas pada peningkatan sumber daya manusia dan anggaran, tetapi juga pada reformasi sistem pengawasan yang lebih modern dan terintegrasi dengan teknologi informasi. Di masa depan, Bawaslu perlu menjadi lebih inovatif dan responsif terhadap tantangan zaman, agar dapat menjalankan tugasnya dengan lebih efektif dalam menghadapi pemilu dan pilkada yang semakin kompleks. Dengan demikian, buku ini bukan hanya sebuah dokumentasi tentang penyelenggaraan pemilu dan pilkada serentak 2024, tetapi juga sebuah panggilan untuk kita semua agar lebih aktif dalam menjaga integritas demokrasi. Buku ini memberikan banyak wawasan tentang bagaimana pengawasan pemilu dapat lebih ditingkatkan dan bagaimana kita sebagai masyarakat dapat berperan dalam menjaga kualitas demokrasi yang ada.
Penulis : Humas Bawaslu Jember
Editor : Humas Bawaslu Jember